Hai teman-teman miiko-chan
mengikuti lomba membuat cerita nih untuk yang pertama kalinya, kalau kalian
ingin mengikuti nya mudah saja tinggal klik di sini. miiko-chan berharap kalian mau membaca cerita
miiko-chan walaupun tidak menarik. boleh saja kalian mengkritik atau memberi
saran lewat komentar^o^
editor: Zahra Annisa Fitri
Rules
- Follow blogku. Udah!
- Follow Twitter dan Friend FB aku (nama FB-ku ada di page About The Owner) Kalau punya aja. Fb sama Tweet udah gak dipake^.^
- Memilih min. 2 (max. 5) hadiah kalau menang. Oke!
- Isi Biodata. Sudah!
- Kalau mau join, bilang di comment, jangan di CBOX. Sudah!
- Tag 3 orang yang on. aku tag zahra, fauzan dan shacci ya
Nama: Sandra Maghfirah
Email: (kalau gk punya cantumkan akun FB/Twitter saja, kalau tidak punya juga, tidak diisi saja). sandrasembiring@yahoo.com
Kelas: 8/2 SMP
Umur: 13 tahun
Gift:
- 3 Foto artis fav bebas
- Doodle Girl (5)
- Doodle Girl (3)
- Aku editkan foto kamu
- Buat blog bareng
- Aku buatkan cerita dongeng
- Header *cari di Google (3)
- Banner Simple (1) *own made
- Gif K-on (5) *cari di Google
- ID Card simple (2) *own made
- Req. Tuto. (2) *di post di blogku
Cerita:
Dia
Atau Diriku
Namaku adalah
Takahashi Airu, seorang pelajar di SMP Gonu. SMP Gonu adalah SMP yang paling
besar yang pernah kutemui. SMP ini juga merupakan SMP terelite dan terunggul se-Jepang.
Di hari yang
panas ini, ingin sekali kutenggelamkan diriku ke dalam bak mandi yang dipenuhi
es batu. Dengan sekali celupan, itu menenangkan pikiran dan membuat badanku
menjadi rileks. Sayangnya, saat ini aku memiliki banyak pekerjaan dikarenakan
tugasku sebagai ketua OSIS.
Tiba-tiba, di
saat aku yang sedang terburu-buru sambil membawa banyak buku melewati koridor
sekolah… “BRUK!!”
“Aww… Sakit
sekali,” kata seseorang yang menabrakku.
“Aduh, gimana
sih! Jadi berantakan deh, semuanya,”
“Bereskan saja
semuanya sendiri,” Seseorang itu langsung pergi meninggalkanku.
“HEI! JANGAN
SEMBARANGAN! SEMUA ITU BUKU-BUKU OSIS TAU! HEI, KEMBALI!” Aku berteriak
sekencang mungkin. Meski begitu, semuanya sia-sia karena dia tidak mendengarku.
“Ah, buat
kesal saja. Awas saja kalau aku bertemu dengannya lagi,”
Sembari
aku membereskan buku-bukuku yang terjatuh, mendadak ada seseorang yang
menghampiri.
“Kau tidak
apa-apa, Ai-chan?” Seorang gadis cantik dengan rambut panjang sama sepertiku
mengulurkan tangannya di hadapanku
“Ah, Neechan! Aku tidak apa-apa, kok,” Aku langsung berdiri.
“Baiklah kalau
begitu. Lain kali hati-hati, ya. Aku masih ada yang ingin kukerjakan,”
“Baiklah!”
Dia
adalah kakakku. Nama lengkapnya adalah Takahashi Akira. Dia sangat baik, anggun,
cantik, pintar, dan menawan. Dia juga primadona sekolah. Sayangnya, dia tidak
mempunyai pasangan di sekolah ini. Aku selalu mendukungnya. Apapun yang dia
inginkan aku selalu membantunya dan mendukungnya karena kami selalu bersama dan
tidak terpecahkan oleh apapun walaupun karena satu orang lelaki.
Aku
memasuki ruang OSIS. Di sinilah tempatku berada. tempat yang kusuka. Ruangan ini
selalu dipenuhi dengan keramaian, tetapi sangat merepotkan. Aku langsung
menduduki bangkuku. Aku tertarik dengan pemandangan yang ada di luar pintu.
Karenanya, aku keluar dan melihat apa yang terjadi.
“Ah… Permisi,
Pak Onishi, apa yang sedang terjadi?”
“Takahashi! Kebetulan
sekali kamu di sini. Bapak ingin minta tolong kepadamu,”
“Minta tolong
apa, Pak? Dengan hormat, saya akan melaksanakannya dengan sebaik mungkin,”
“Begini, bisakah
kamu mengajari pemuda ini?” Pak Onishi menunjuk pemuda lelaki yang ada di depannya.
“HA??” Aku
terkejut mendengar permintaan Pak Onishi. Bagaimana bisa? Aku saja masih
pelajar?
“Bapak minta
tolong ajarkan dia. Baiklah, Bapak tinggal dulu,”
“Ha? Padahal,
aku saja belum menjawab pertanyaannya,”
“Namaku
Matsumoto Yuuma. Maaf sudah mendorongmu di koridor tadi,”
“A-APA?
Ternyata itu engkau. Baiklah, tidak apa-apa. Kapan bisa aku mengajarimu?”
“Kau ini ketua
osis, bukan? Jadi, waktumu tidak begitu banyak. Bagaimana kalau setiap pulang
sekolah?”
“Kalau aku
harus mengikuti rapat osis setiap pulang sekolah?”
“Ya sudah, di saat
kau mengikuti rapat, aku tidak bisa menunggumu pulang. Jadi, di hari kau rapat,
tak usah saja,”
“Ya sudah
kalau itu maumu, yang penting aku menjalani tugas yang diberi Pak Onishi”
Aku langsung
meninggalkan Matsumoto. Menurutku, dia mempunyai sifat yang sangat bandal. Makanya
Pak Onishi meminta tolong kepadaku untuk mengajarinya. Matsumoto Yuuma, dialah
yang mendorongku di koridor tadi. Setelah kuperhatikan dia mempunyai mata
dengan iris berwarna coklat yang terlalu mencolok, rambut yang keren, juga tinggi.
Tetapi, mengapa orang seperti itu bisa bandal ya? Ah, sudahlah.
***
Hari
ini adalah hari yang sangat melelahkan bagiku.
“Ai-chan”
“Ah, Neechan. Ada apa?
“Kok, ada apa?
Mari kita pulang!”
“Ah, maafkan
aku. Aku tidak bisa karena aku harus mengajari Matsumoto Yuuma,”
“Matsumoto
Yuuma?”
“Iya, kenapa?”
“Ah, tidak
apa-apa. Baiklah, aku harus pulang,”
Kakak
meninggalkanku. Kenapa dia merasa terkejut? Ini sangat membingungkan dan
mencurigakan. Tetapi, ya sudahlah. Aku tak mungkin mencurigai kakakku sendiri.
“Ketua Osis!”
“Ah, Matsumoto.
Baiklah, ayo kita mulai!”
Aku
mengajarinya perlahan-lahan hingga dia sedikit mengerti.
“Ah, lelah
sekali,”
“Hei, aku baru
saja memberimu satu soal, tahu? Ayo, kerjakan soal selanjutnya!”
“Berikan aku
istirahat 10 menit saja,”
“5 menit!”
“10 menit,”
“5 menit!”
“Hahahaha.. Baiklah,”
Melihatnya
yang tertunduk di atas meja, sepertinya dia tertidur? Melihat rambutnya yang
tersibak, ingin sekali aku merapikannya. Dia membalikkan wajahnya ke arahku.
Ah, tanpa sadar, aku hanya terfokus ke arahnya.
“Kenapa?”
katanya bingung karena aku hanya melihat dirinya saja.
“Tidak
apa-apa. Rambutmu berantakan,”
“Biarkan saja,”
“Bolehkah aku
merapikannya?”
Suasana
terhening sebentar. Ke-Kenapa aku bisa berbicara seperti itu di depannya, padahal
itu hanya isi hatiku?
“Kau ini
bicara apa?”
“Tidak, itu
hanya spontan,”
“Rapikanlah
kalau kau memang berniat,” Dia langsung membalikkan kepalanya lagi.
Aku
lantas merapikan rambutnya. Sangat kasar aku tidak suka. Tetapi, aku ingin
mengelus kepalanya sampai ke pipinya.
“Sudah cukup?”
tanyanya kepadaku
“Ah, rambutmu
sangat kasar,”
“Aku memang
jarang membasuh rambut,”
“Menjijikkan!”
“Kalau
menjijikkan, kenapa kau terus meletakkan tanganmu di atas kepalaku?”
“Ah, maaf. Aku
lupa,” Aku langsung melepaskan tanganku dari kepalanya.
“Hahaha.. Wajahmu
merah, tuh”
“Apaan, sih!”
“Kau lucu juga,
sih. Ayo kita mulai lagi”
Di-Dia
tersenyum? Wah, aku membuatnya tersenyum! Aku sangat menyukainya. Lain kali,
akan kubuat dia tertawa lagi.
***
Setelah
aku mengajarinya, aku langsung pulang, tetapi tiba-tiba saja diluar turun hujan
yang sangat deras. Waktu menunjukan pukul 5 sore. Aku kembali memasuki kelasku,
tidak ada seseorang pun didalam kelas ini. Aku terduduk di bangku guru dan seketika
aku termenung, masuk seseorang dengan pakaian yang berantakan
“Ketua
osis, kenapa belum pulang?” Itu dia,matsumoto!
“Ah,
ternyata engkau. Diluar hujannya sangat deras dan sepertinya aku tidak bisa
pulang sekarang,”
“Bisa,”
Mastumo sambil membuka sebuah payung yang berwarna merah jambu.
“Hahahahahahaha,”
“Kenapa?
Ada yang salah?”
“Hahahaha,
payungmu.. itu yang salah,”
“Ini
bukan punyaku tau, aku mendapatkannya di dekat locker,”
“APA?”
“Yah
begitulah, mari kita pulang”
“Balikin
payung itu, ini sama saja sudah melanggar norma tau!”
“Ah,
kau ini selalu memikirkan pelajaran terus. Sesekali begini tak apa kan?”
“…”
Aku
terdiam. Benar juga apa yang dikatakannya, aku terlalu sibuk sehingga yang
kupikirkan setiap hari bahkan detik adalah pelajaran. Ketika dia sudah didepan
pintu, dia membalikkan arah kepadaku.
“Mau
ikut tidak,”
“Tentu
saja!”
“Wah
ternyata ketua osis sudah bisa bandal juga ya hahahaha,”
Wah
dia tertawa lagi, aku senang. Diperjalanan hujan semakin derasa dan deras,
seperti tidak bisa diberhentikan. Tetapi, mengapa?.. mengapa aku sangat senang?
Dan mengapa aku tidak ingin hujan ini berhenti?
“Hujannya
semakin deras ni, mau makan dulu?”
“Hm.
Boleh, bayarin ya,”
“Baiklah.
Sekali-sekali,”
“Wah
asyik, makasih ya matsumoto,”
Ternyata
dia baik juga. Eh, tetapi.. mengapa dia tertunduk? Apakah dia sebenarnya tidak
berniat membandarinku?
“Kau
itu sebenarnya tidak berniatkan untuk membandariku?”
“Ah.
Ke-kenapa kau berfikir seperti itu?”
“Karena
wajahmu tertunduk dari tadi,”
“eh,
eng-enggak kok, kau salah sangka,”
“jadi,
mengapa kau menunduk,”
“ka-karena
a-aku sangat senang bisa melihatmu tertawa karenaku dan aku juga senang bisa
makan berdua denganmu,”
“Kalau
begitu mari kita lakukan ini setiap pulang sekolah,”
Dia
tidak mengatakan ya ataupun tidak. Mengapa aku berani sekali ya
berkata seperti itu?
***
Akhirnya
aku sampai kesurgaku yang sebenarnya. Disini aku tidak melihat seseorang pun
kecuali neechan. Aku terduduk di sofa
besar dan melepaskan sepatuku, mendadak muncullah sebuah teh hangat yang
kusukai dan uluran tangan sepertiku. Itu adalah neechan.
“Bagaimana
hari-harimu Ai-chan?”
“Melelahkan.
Aku baru saja sampai pukul 7 malam,”
“Kau
sanggup mengajari Matsumoto?”
“Neechan mengenalnya?”
“Ya. Dari
pertama kali dia masuk keSMP kita, aku sudah menyukainya,”
“Serius?
Wah kalau begitu neechan saja deh
yang mengajarinya,”
“Ke-kenapa
aku?”
“Neechankan suka padanya, mungkin saja
kalau neechan yang mengajarinya, neechan bisa lebih dekat dengannya kan?”
“Se-serius
ni?”
“Iya
aku serius kok, kalau begitu aku kembali kekamar dulu ya,”
***
Kenapa, kenapa dadaku terasa sangat sesak,
Kenapa, kenapa dadaku sakit,
Sakit sekali, seperti ditusuk,
Aku tidak mempunyai penyakit
apapun,
Tetapi mengapa?
Dadaku seperti tidak berfungsi
lagi,
Dan kenapa air mataku
perlahan-lahan jatuh,
Baru pertama kali ini aku
merasakan seperti ini,
Apakah aku sakit? atau ini akhir
dari segalanya?
Tuhan tolonglah diriku ini.
***
“Akari-chan ayo kesini!”
“Wah banyak sekali bunga-bunga
disini, aku suka”
“Ini cantik sekali seperti
Akari,” sambil menunjukan bunga
“Wah kayaknya lebih cantikkan
aku deh,”
“Hahahah kamu benar kamu adalah
orang yang paling cantik sedunia. Kamu adalah puteriku,”
“Yuuma,”
“Kenapa?”
“jangan pernah tinggalin aku,”
“tenang saja aku tidak akan
meninggalkanmu. Selagi masih ada aku disampingmu, aku akan menjagamu itulah
tugasku dihidupmu sampai mati,”
“Kau ini… sangat manis. Aku akan
mencintaimu selalu,”
“HAH!” aku terbangun dari
tidurku yang nyenyak, untung saja aku hanya bermimpi, tetapi kalau saja ini
terjadi bagaimana? Mimpikan bisa saja
menjadi kenyataan?
Tidak, tidak mungkin ini semua tidak mungkin.
***
Tanpa disadari aku tidak bisa
tidur sejak mimpi itu muncul dimimpiku. Ini adalah mimpi terburuk yang pernah
aku alami. Sepertinya aku kurang sehat, badanku panas sangat panas. Tetapi,
tidak mungkin saja ketua OSIS tidak datang untuk yang pertama kalinya. Aku akan
berusaha untuk melawan rasa sakit ini.
“Ai-chan cepat, kita bisa
terlambat sekolah ni” teriak neechan
di balik pintuku
“Baik lah kak”
Ya dia lah yang kumimpikan
sekarang, dia bersama Matsumoto,tetapi bukannya aku senang dan harus
mendukungnya? Walapun begitu dadaku sangat sesak ketika mengingat ini semua.
***
Aku harus membicarakan semua ini
kepada matsumoto, kalau yang mengajari dia sekarang adalah bukan aku tetapi neechan.
“Ah. Matsu!”
“Ada apa?”
“Wuah! Wajahmu menyeramkan,
mengapa?”
“Apaan sih jahat banget,”
“Ah, tida-tidak. Aku ingin
berbicara,”
“Ya sudah silakan,”
“Sebenarnya aku sudah tidak bisa
mengajarimu tetapi kakakku mau menggantikannya kok,”
“Kakakmu? Takahashi Akari ya?”
“Iya tidak apa-apakan?
Dia tidak menjawab bahkan
menoleh dan langsung meninggalkanku. Kenapa ya? Seharusnya dia senangkan
diajari oleh primadona sekolah? Aneh..
***
Hari
ini aku tidak bisa berdua dengannya lagi. Makan bareng diluar, merapikan
rambutnya.. ah, itu sungguh kenangan yang berharga bagiku. Kali ini aku
langsung pulang kerumah dan menikmati teh kesukaanku yang sering dibuatkan oleh
neechan. Aku mulai meminumnya tetapi
air didalam teh itu terlalu panas sangat panas, sehingga membuat air mataku
keluar secara tiba-tiba. Bukan.. ini bukan karena panas, tetapi karena ini
terlalu pahit sangat pahit dan sakit.
***
Aku
mulai melalui hari-hari tanpa mengajarinya sekarang pun kami tidak saling
menegur, dan melihat satu sama lainnya. Aku benci sangat benci, aku tidak ingin
terjadi. Hatiku sangat rapuh ketika semua itu terjadi dan Matsumoto semakin
dekat dengan neechan, ada apa ini?
Aku sangat benci.
Matsumoto? Jika ada kesempatan
yang terakhir datang kepadaku
Bisakah aku berharap untuk
berada disisimu?
Tanpa ada keraguan, kebencian,
dan kesengsaraan
Matsumoto? Jika aku bertanya..
Apakah kau sudah mempunyai
pasangan hidup yang setia?
Apa yang akan kau jawab
Matsumoto?
Tolong dengarkan diriku ini
Lihatlah diriku yang rapuh
Ini sangat sakit
Ini sungguh sangat menyakitkan
Tetapi aku tau kau tak akan
pernah tau.
Aku bingung
Apakah aku harus lanjut atau
tidak?
Tetapi jika aku berhenti, hatiku
yang tertekan
Kau tau aku harus memilih apa,
matsumoto?
Ku mohon dengarkan aku,
dengarkan aku.
Aku
terbangun dari tempat tidur di UKS, apa yang terjadi? Kenapa ada Matsu dan neechan disini? Dan kenapa aku disini?
“Ah.
Ai-chan sudah bangun Yuuma,”
“Ah..
eh..,’’
“Baiklah
kalau begitu aku pergi dulu ya” Neechan meninggalkan
kami berdua diUKS, sebenarnya ada apa ini?
“A-Airu
aku.. sebenarnya..,”
Dia
memanggil namaku? Kenapa? Apa yang akan dilakukannya? Aku tidak bisa bergerak.
“Maafkan
aku selama ini, aku bisa melihat sisimu yang rapuh. Aku tau kau tidak suka aku
berduaan dengan kakakmu kan? Aku juga kesal padamu mengapa kau harus digantikan
oleh kakakmu makanya aku tidak menjawab pertanyaanmu. Sungguh aku tidak
bermaksud apa-apa dengan kakakmu kami hanyalah sebatas kakak kelas dan adik
kelas. Aku memilih Airu bukan kakakmu,”
Dia
kenapa? Dia tau apa yang kurasakan?
“Airu..
maukah kau menjadi pacarku?”
“Bodoh!”
“Eh..?”
“Aku
ingin kau mengatakan itu dari dulu kepadaku,” Aku langsung mendekatinya dan
memeluknya tiba-tiba saja aku menangis dan tangisan ini jatuh dipelukannya.
“Ke-kenapa
airu menangis?”
“Ti-tidak
kok,”
“Duh
makin deras nih,”
“Kenapa
kau tidak menghapus air mataku?”
“Karena
aku tau air mata airu adalah air mata bahagia,”
Mulai
hari ini juga aku sudah menjadi milik Yuuma, sekarang aku akan menjaganya
selalu dan tidak akan kulepaskan.
P.S maaf kalau EYD-nya kurang pas, terimakasih^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar