Jumat, 30 Januari 2015

[Fic] But I love You


Hai teman-teman!(^^)  miiko-chan buat cerita lagi nih buat target diakhir bulan ini bersama Zahra Annis Fitri! Silakan DIbaca ya!!!!^^


But I Love You
                Namaku Yamada Yakko. Aku mempunyai tipe cowok yang tinggi, seperti; tinggi,pintar,cakep dan pandai dalam segala hal termasuk olahraga. Di kelas, kami mempunyai satu orang cowok culun yang memakai kaca mata. Dia selalu menjadi ranking terakhir dikelas. Dia sering sekali mendapat hukuman dari para guru yang masuk kekelas kami karena sering tidak mengerjai pr. Aku sebagai ketua kelas sangat keras untuk menyuruhnya mengerjai pekerjaan rumah, tetapi tetap saja dia jengkel dan tidak peduli. Tetapi dia mempunyai kulit yang putih, badan yang tinggi dan berbadan bagus
                Hari ini adalah hari Senin. Hari ini juga anak itu dimarahi oleh Guru karena dia tidak mengikuti upacara tadi. Sebenarnya aku tidak suka Guru selalu memarahinya, bukan aku kasihan padanya karena jam belajar selalu saja di tunda-tunda. Pak Yakamoto mengarah kepadaku..
                “Yamada sebagai ketua kelas, bisakah kau mengajarinya setiap pulang sekolah?” Pak Yakamoto berbicara kepadaku, dengan raut wajah yang tegas dan menunjuk anak culun itu.
                “A-Apa?”
                “Bapak sangat mohon sekali, dan cuma kau lah yang bisa diharapkan karena kau ketua kelas yang bijaksana,”
                “Baiklah aku akan mengajarinya, tetapi berikan aku upah ya,”
                Aku dan Pak Yakamoto tertawa, ya.. kami selalu begini kok dengan beginilah kelas kami selalu akrab dengan guru-guru yang sering masuk kekelas kami.
***
                Matahari hari ini sangat panas sekali, aku bisa melihat dari atas gedung sekolahku bahwa tidak ada orang yang bermain bola dilapangan. Sekarang aku sedang berada dikelas untuk mengajari Tadashi. Oh iya aku lupa untuk menceritakan tentang Tadashi. Tadashi ialah orang yang culun dikelas kami. Menurutku sih dia tidak culun mungkin… karena dia memakai kacamata makanya jadi seperti culun. Terkadang aku sering memperhatikannya.
                “Hei, kau kenapa,”
                Ah suara ini seperti kukenal.
                “Hei, kau dengar tidak sih? Lihat disini jangan melamun terus,”
                “E-eh maaf aku tidak mengira kau disini,”
                “Kau ini ketua kelas tapi lucu juga ya,”
                Dia tertawa? Kurang ajar, akan kubalas kau.
                “Hei keluarkan bukumu, kok malah bengong sih,”
                “Iya bentar,”
                “Ngmong-ngomong coba lepas kaca matamu,”
                “Buat apa?”
                “Lepaskan saja,”
                “Aku tidak mau,”
                Aku memaksanya untuk membuka kaca matanya, dan ketika kami berebut untuk itu…
                “Ah! Kaca mataku!”
                “Eh.. kau cakep juga,”
                “Apaan sih, kaca mataku pecah ni aku tidak bisa melihat kalau tidak memakai kaca mata,”
                “E-eh. Apa yang harusku lakukan,”
                “Ugh! Sebagai gantinya kau harus menemaniku atau mengawasiku kemana pun!”
                “Ah itu gampang sih,”
                “Pokoknya aku tidak mau tau,”
                “Tetapi kau begitu saja deh cakep loh,”
                “Kau ngomong apa? Sudah ayo lanjutkan ini,”
                Mulai hari ini, Tadashi yang culun sudah menjadi Tadashi yang cakep dan untungnya aku akan menemaninya setiap hari kemanapun, lucky.
***
                Akhirnya aku sudah siap untuk mengajarinya, sekarang aku akan mengantarkannya pulang.
                “Apa perlu aku mengantarmu pulang,”
                “Iya, aku tidak bisa melihat apapun semuanya kabur,”
                “Kau memakai kaca mata, tetapi matamu tetap besar,”
                “Ya.. begitulah aku diciptakan,”
                Anak ini aneh tetapi lucu juga sih.
                “Rumahmu dimana?”
                “Kau tidak perlu tau,”
                “Bagaimana bisa aku mengantarmu ketempat tujuan mu? Kau aneh,”
                “Ahahahaha maaf aku jadi kurang konsentrasi,”
                “Tidak memakai kaca mata jadi tidak konsentrasi ya? Menyusahkan,”
                “Ah…,”
                “Wah maafkan aku, aku tidak melihat batu didepanmu,”
                “Kalau begitu jaga aku dong,”
                “Ah…,”
                Tiba-tiba saja dia memerangkul tanganku, apa karena dia takut tersandung lagi? Tetapi, ini sangat nyaman bagiku. Tangannya yang hangat kini bisa aku rasakan dengan jelas.
                “Tidak masalahkan?”
                “Ti-tidak kok,”
                “Rumahku dipersimpangan blok ini, kau tau,”
                “Ah.. iya aku tau,”
                “Rumahku berwarna kuning,”
                “Ini dia! Wah rumahmu sangat besar,”
                “Tidak juga kok, aku masuk dulu ya,”
                “Eh… kau tidak menawariku untuk mampir kerumahmu?”
                “Hari sudah semakin larut, aku tidak ingin mengajarimu yang jahat kau kan ketua kelas yang bijak,”
                “Ah.. iya terima kasih ya, jangan lupa untuk mengerjakan pr,”
                “Siap ketua!”
                Aku melihatnya yang berkedip dan melambaikan tangannya kepadaku. Hari ini mengapa aku merasa sangat senang? Lebih senang dibanding hari-hari yang lain?
***
                Akhirnya aku sampai ke istanaku. Aku melihat ibuku yang sedang memasak didapur lalu dia
                “Ah yakko sudah pulang? Kenapa lama sekali,”
                “Maaf bu, tadi aku disuruh oleh Pak Yakamoto untuk mengerjakan tugasnya,”
                “Sudah tidak apa-apa kok,”
                “Tetapi yang aku benci, dia menyuruhku melakukan ini setiap hari,”
                “Jangan berkata seperti itu, lama-lama juga kau akan terbiasakan. Ibu akan membuat bekal mulai besok,”
                “Wah! Aku senang sekali, terima kasih ibu,”
                Itulah ibuku yang periang dan selalu mengerti diriku. Aku adalah satu-satunya anak di keluarga Yamada. Oh iya… aku lupa untuk meminta bertukaran nomor, besok aku harus mendapatkan nomornya!
***
                Matahari mulai menunjukan cahayanya melalui sela-sela jendelaku.  Aku mulai bangkit dari tempat tidurku, entah mengapa aku sangat bersemangat hari ini mungkin, karena aku kepikiran perkataan Tadashi semalam “kau harus menemaniku kemana-mana,” ah.. hari ini aku menjadi orang yang paling bahagia didunia.
***
                Tibalah aku didepan pagar sekolah yang luas ini. Aku melihat banyak sekali orang disini, tetapi aku tetap tau yang mana Tadashi.
                “Hei Tadashi!”
                “Ha?”
                “Kenapa?”
                “Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau memanggilku Tadashi,”
                “Yasudah kalau begitu aku memanggilmu si culun saja,”
                “Hahahaha ketua ngambek ni ceritanya,”
                “Hei, kau tidak memakai kaca mata?”
                “Kau sudah lupa? Kau lah yang menghancuri kaca mataku,”
                “Ah.. ku kira kau punya cadangannya,”
                Hari ini dia sangat cakep tidak seperti biasanya, tampilannya seperti ini.. aku tidak suka karena dia dilihattin banyak cewek, aku tidak suka.
                Bel istirahat berbunyi, istirahat kali ini kenapa aku tidak bersemangat? Padahal tadi pagi aku sangat senang sekali. Gara-gara memikirkan yang tadi aku jadi seperti ini. Tidak konsen belajar, tidak mendengarkan guru ketika menjelaskan. Argh.. aku payah. Ternyata aku bukanlah orang yang paling bahagia hari ini
***
                Hari ini juga aku harus mengajarinya lagi, tidak apa-apa sih. Aku senang berdua dengannya.
                “Hei! Lagi-lagi kau melamun,”
                “Sok tau sih si culun,”
                “Jangan panggil aku dengan sebutan itu,”
                Ketika kami sedang asik berbicara sambil belajar, tiba-tiba saja banyak cewek yang mendatangi  kami. Bukan kami tetapi si culun ini.
                “Kyaaa Kugou keren sekali,” Rombongan-rombongan itu mulai mendatangi kami.
                “Ah tidak kok biasa-biasa saja,”
                A-Aku tidak suka disini. Disini membuatku panas dan emosi tidak terkendali. Aku.. aku ingin pulang.
                “Ah. Maaf sepertinya aku sakit, aku pulang dulu ya,”
                Aku tidak sanggup disini, juga dengan perempuan-perempuan itu. Aku ingin pulang.
***
                Sudah tiga hari aku tidak datang kesekolah, setelah aku merasakan itu aku sakit terus-terusan. Aku harap dia memperhatikanku, dia datang menjengukku. Tetapai apadaya dia mungkin tak berminat.
***
                Tadashi? Apakah kau tau aku sedang sakit-sakitan?
                Apakah kau tau aku sakit seperti ini karena engaku?
                “Si Culun” aku rindu memanggilmu dengan sebutan itu,
                Aku rindu melihatmu memakai kaca mata,
                Aku rindu rambutmu yang rapi,
                Aku rindu kau yang seperti dulu,
                Seperti anak yang culun,
                Yang hanya aku yang melihat dirimu,
                Hanya aku yang selalu memperhatikanku,
                Aku rindu,
                Kau yang culun,              
                Tetapi aku suka.
***
                Hari ini juga aku masih sakit-sakitan seperti semalam. Aku sudah izin untuk yang ke-empat kalinya. Tidak ada seseorangpun yang mengantarkan catatan harian kepadaku. Tiba-tiba hpku berbunyi, itu adalah nada sms
From: 08196878xxxx
To: Yamada
Text:
                Selamat siang yamada. Maaf menganggu, aku dengar-dengar kamu sakit ya?
                Aku akan mengantarkan catatan pelajaran selama kau tidak datang.
                Aku sudah tau rumahmu tenang saja. Sudah kutanyakan pada Pak Guru. Tunggu
                kedatangan ku ya…
               
                -Tadashi
I-Ini Tadashi? Dari mana dia mendapakat nomorku? Aku senang dia menjengukku. Tetapi akan bersama siapa dia menjengukku?
***
“Yakko, temanmu datang ni,” Teriak ibu dari lantai bawah.
“Suruh saja dia keatas Bu,”
Tak lama kemudian  pintuku perlahan terbuka dan aku mendengar suaranya itu yang lemah lembut.
“Sudah lama menunggu?”
“Tidak kok,”
Dia menuju tempat tidurku dan duduk disebalahku.
“Ini aku letakkan dimana?”
“Oh.. catatan? Letakkan saja disitu,”
“Baiklah, bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?”
“Sudah lumayan disbanding sebelumnya,”
“Hm. Selama kau tidak datang, aku sangat kesepian,”
“Ma-maksudnya?”
“Banyak sekali cewek-cewek dari kelas lain kekelas kita disaat waktu free atau diwaktu guru tidak masuk kekelas kita,”
“Oh. Gitu,”
“Yasudah kalau begitu aku balik dulu ya,”
“Culun,”
“Jangan panggil aku dengan sebutan itu!”
“Mau tidak menyanyikan aku lagu agar aku tertidur,”
“Ugh.. yasudah cepat tidur,”
“I.. iya,”
“Nina bobok oh nina bobok kalau tidak bobok digigit harimau,”
Aku belum bisa, belum bisa untuk menerima dia pulang sekarang. Aku mendengarkannya berhenti menyanyi. A-aku merasa.. aku merasakan nafasnya bibirnya mengecup pipiku. Aku sangat suka.. sangat suka. Aku masih bisa merasakan  nafasnya di wajahku, perlahan aku membuka mataku dan melihat dia memandangi wajahku.
“Ke-Kenapa?”
“Ah maaf. Jangan berperisangka yang buruk dulu,”
“Tidak apa-apa,”
“Yasudah aku tinggal dulu,”
Dia melangkah kearah pintuku dan beberapa detik aku memejamkan mata, dia sudah tidak ada lagi pandangannya didepanku. Suhuku perlahan mulai naik dan kini aku tak bisa mengendlikan diri.
***
Tadashi . nama yang simple tetapi sering sekali membuatku kepikiran dengan Tadshi. Aku sadar aku menyukainya, aku sadar aku mecintainya, aku sadar bahwa selama ini aku menyimpan rasa untuknya.
Tasdashi bisakah kau melihat diriku? Bisakah kau mengetahui perasaanku sekarang? Aku berharap kau bisa, karena aku tau.
***
Pagi ini aku sangat segar. Aku sangat bersemangat ingin bertemu dengan Tadashi. Aku merindukan suaranya, aku merindukan wajahnya, aku merindukan dia yang memakai kaca mata. Sangat rindu.
Aku berjalan menuju sekolah. Kini rasanya aneh, mengapa seperti ada yang mengikutiku? Aku mulai memperhatikan kananku,kiriku,depan dan belakangku. Tetapi tidak ada seseorangpun yang mengikutiku yang ada sih orang-orang yang terburu-buru untuk menuju kantor atau sekolah mereka.
Setelah sampai didepan gerbang sekolah, aku memasuki sekolah. Tetapi mengapa perasaanku tetap tidak enak ya? Seperti ada yang mengikuti, tetapi tidak ada seseorangpun yang mengikutiku.
Aku menuju… bukan aku bukan menuju kelas , tetapi mengapa aku menuju halaman belakang sekolah. Kali ini melihat kebelakangku dan ternyata itu adalah gerombolan cewek-cewek nakal. Mereka mendekatiku..
“Hei! Jangan pernah ganggu Tadashi kami lagi ya kampungan,” salah satu dari gerombolan itu berbicara kasar padaku.
“Siapa yang mendekatinya, kami memang dekat dari dulu dan tidak ada hubungan special,”
“kalau begitu, jauhi dia dan jangan dekati dia lagi,”
Mereka berbicara kasar lagi dan mendorongku hingga terjatuh. Orang-orang ini.. apakah Tadashi yang menyuruhnya?
***
Bel istirahat berbunyi, aku melihat Tadashi yang ingin menyamperinku, tetapi aku langsung pergi kekantin untuk menjauhinya. Di kantin juga seperti itu, dia duduk disebalahku tetapi aku langsung pergi kekelas. Apkah aku jahat? Tidak.. dialah yang jahat telah melakukan ini semua. Aku benci dengan Tadashi yang keren.
Pelajaran sudah dimulai. Tadashi yang dibelakangku melempariku dengan kertas, tetapi aku menghiraukannya. Aku tidak mau diganggu oleh gerombolan cewek-cewek nakal itu lagi.
***
Aku mulai tertidur diatas kasurku yang sangat lembut. Tidak sampai satu menit aku memejamkan mata, air mataku mengalir sendiri. Tubuhku tidak terkendali lagi.
“Yakko! Temanmu yang kemarin datang lagi ini,”
“Suruh saja dia keatas bu..,”
                Tetapi.. ngomong-ngomong yang kemarin. Ah! Tadashi! aku menghapus air mataku dan..
                “Yamada!”
                “Eh.. ya?”
                “Syukurlah kau tidak apa-apa. Aku sangat khawatir denganmu,”
                “Kenapa?”
                “Kok kenapa?  Seharusnya aku yang bertanya seperti ini, kau kenapa menjauhiku satu harian ini. Aku jadi merasa bersalah,”
                “Kau berpura-pura tidak tau ya? Kau kan yang menyuruh gadis-gadis nakal itu untuk mengasut diriku agar aku tidak mendekatimu lagi kan?”
                “Ah.. tidak. Aku sama sekali tidak mengerti ini tetapi…,”
                “Sudahlah, KELUAR DARI KAMARKU!”
                Aku mulai menutupi wajahku dengan selimut dan air mataku mengalir lebih deras. Aku baru merasakan ini untuk yang pertama kalinya.
***
                 Tadashi aku tau kau sebenarnya tidak menyukaiku.
                Tetapi tolong, jangan mengasut orang lain agar aku tidak mendekatimu lagi.
                Tadashi..
                Siapakah orang yang mengatarmu pulang?
                Tadashi dengarkan aku
                Padahal selama ini aku merasakan cinta darimu
                Tetapi ternyata kau hanya membodohiku saja.
                Untung saja aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu.
***
                Tepat pukul 9 malas, Tadashi mengirimku pesan yang berisikan “Yamada aku tunggu kau didepan rumahmu, keluarlah sekarang,”. Mau ngapain lagi dia? Ah baiklah aku akan menuruti.
                Aku keluar rumah dengan segera, aku melihatnya yang memegang seikat bunga dan tiba-tiba ia memelukku dan berkata
                “Yakko, maaf kan aku. Aku tidak melakukan itu, aku juga tidak mengasut mereka. Aku tidak suka dengan cewek-cewek itu karena yangku suka adalah Yakko. Maafkan aku ternyata kau sudah dibully oleh anak-anak nakal itu. Aku sungguh minta maaf, karena aku lah kau menjadi seperti ini,”
                “Culun! Lepaskan aku, kalau begitu siapa yang selama ini yang mengantarmu pulang sedangkan kau tidak memakai kaca mata,”
                “Ah itu sebenarnya aku berbohong. Rabun tidak sangat parah, aku sengaja berbohong karena waktu itu aku ingin kau menemaniku, kau mengantarku pulang, aku merangkulmu. Dan aku juga berbohong ketika kau bertanya tentang kacamata cadanganku, sebenarnya aku memiliki kaca mata cadangan. Dan yang terpenting adalah mana mungkin aku mencium orang yang tak kusukai. Maafkan aku.. aku memang bodoh,”
                “Tadashi berjanjillah kepadaku kau tak akan melepaskan kacamata lagi didepan orang lain kecuali aku,”
                “Aku berjanji,”
                Aku menangis dan memeluknya, ia pun berkata lagi
                “Jadi sekarang kita jadian ni?”
                Kepalaku mulai tegak mengarah wajahnya sambil merangkul pigangnya dan mengakat”iya” lalu aku menciumnya.
***
                Tadashi ini lah yang aku inginkan. Memelukmu,meciummu,mencintaimu dan merasakan cintamu. Dengan begini kita terus bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar