Hai teman-teman!(^^) miiko-chan buat cerita lagi nih buat target
diakhir bulan ini bersama Zahra Annis Fitri! Silakan DIbaca ya!!!!^^
But I Love You
Namaku
Yamada Yakko. Aku mempunyai tipe cowok yang tinggi, seperti;
tinggi,pintar,cakep dan pandai dalam segala hal termasuk olahraga. Di kelas,
kami mempunyai satu orang cowok culun yang memakai kaca mata. Dia selalu
menjadi ranking terakhir dikelas. Dia sering sekali mendapat hukuman dari para
guru yang masuk kekelas kami karena sering tidak mengerjai pr. Aku sebagai
ketua kelas sangat keras untuk menyuruhnya mengerjai pekerjaan rumah, tetapi
tetap saja dia jengkel dan tidak peduli. Tetapi dia mempunyai kulit yang putih,
badan yang tinggi dan berbadan bagus
Hari
ini adalah hari Senin. Hari ini juga anak itu dimarahi oleh Guru karena dia
tidak mengikuti upacara tadi. Sebenarnya aku tidak suka Guru selalu
memarahinya, bukan aku kasihan padanya karena jam belajar selalu saja di
tunda-tunda. Pak Yakamoto mengarah kepadaku..
“Yamada
sebagai ketua kelas, bisakah kau mengajarinya setiap pulang sekolah?” Pak
Yakamoto berbicara kepadaku, dengan raut wajah yang tegas dan menunjuk anak
culun itu.
“A-Apa?”
“Bapak
sangat mohon sekali, dan cuma kau lah yang bisa diharapkan karena kau ketua
kelas yang bijaksana,”
“Baiklah
aku akan mengajarinya, tetapi berikan aku upah ya,”
Aku dan
Pak Yakamoto tertawa, ya.. kami selalu begini kok dengan beginilah kelas kami
selalu akrab dengan guru-guru yang sering masuk kekelas kami.
***
Matahari
hari ini sangat panas sekali, aku bisa melihat dari atas gedung sekolahku bahwa
tidak ada orang yang bermain bola dilapangan. Sekarang aku sedang berada
dikelas untuk mengajari Tadashi. Oh iya aku lupa untuk menceritakan tentang
Tadashi. Tadashi ialah orang yang culun dikelas kami. Menurutku sih dia tidak
culun mungkin… karena dia memakai kacamata makanya jadi seperti culun.
Terkadang aku sering memperhatikannya.
“Hei,
kau kenapa,”
Ah
suara ini seperti kukenal.
“Hei,
kau dengar tidak sih? Lihat disini jangan melamun terus,”
“E-eh
maaf aku tidak mengira kau disini,”
“Kau
ini ketua kelas tapi lucu juga ya,”
Dia
tertawa? Kurang ajar, akan kubalas kau.
“Hei
keluarkan bukumu, kok malah bengong sih,”
“Iya
bentar,”
“Ngmong-ngomong
coba lepas kaca matamu,”
“Buat
apa?”
“Lepaskan
saja,”
“Aku
tidak mau,”
Aku
memaksanya untuk membuka kaca matanya, dan ketika kami berebut untuk itu…
“Ah!
Kaca mataku!”
“Eh..
kau cakep juga,”
“Apaan
sih, kaca mataku pecah ni aku tidak bisa melihat kalau tidak memakai kaca
mata,”
“E-eh.
Apa yang harusku lakukan,”
“Ugh!
Sebagai gantinya kau harus menemaniku atau mengawasiku kemana pun!”
“Ah itu
gampang sih,”
“Pokoknya
aku tidak mau tau,”
“Tetapi
kau begitu saja deh cakep loh,”
“Kau
ngomong apa? Sudah ayo lanjutkan ini,”
Mulai
hari ini, Tadashi yang culun sudah menjadi Tadashi yang cakep dan untungnya aku
akan menemaninya setiap hari kemanapun, lucky.
***
Akhirnya
aku sudah siap untuk mengajarinya, sekarang aku akan mengantarkannya pulang.
“Apa
perlu aku mengantarmu pulang,”
“Iya,
aku tidak bisa melihat apapun semuanya kabur,”
“Kau
memakai kaca mata, tetapi matamu tetap besar,”
“Ya..
begitulah aku diciptakan,”
Anak
ini aneh tetapi lucu juga sih.
“Rumahmu
dimana?”
“Kau
tidak perlu tau,”
“Bagaimana
bisa aku mengantarmu ketempat tujuan mu? Kau aneh,”
“Ahahahaha
maaf aku jadi kurang konsentrasi,”
“Tidak
memakai kaca mata jadi tidak konsentrasi ya? Menyusahkan,”
“Ah…,”
“Wah maafkan
aku, aku tidak melihat batu didepanmu,”
“Kalau
begitu jaga aku dong,”
“Ah…,”
Tiba-tiba
saja dia memerangkul tanganku, apa karena dia takut tersandung lagi? Tetapi,
ini sangat nyaman bagiku. Tangannya yang hangat kini bisa aku rasakan dengan
jelas.
“Tidak
masalahkan?”
“Ti-tidak
kok,”
“Rumahku
dipersimpangan blok ini, kau tau,”
“Ah..
iya aku tau,”
“Rumahku
berwarna kuning,”
“Ini
dia! Wah rumahmu sangat besar,”
“Tidak
juga kok, aku masuk dulu ya,”
“Eh…
kau tidak menawariku untuk mampir kerumahmu?”
“Hari
sudah semakin larut, aku tidak ingin mengajarimu yang jahat kau kan ketua kelas
yang bijak,”
“Ah..
iya terima kasih ya, jangan lupa untuk mengerjakan pr,”
“Siap
ketua!”
Aku
melihatnya yang berkedip dan melambaikan tangannya kepadaku. Hari ini mengapa
aku merasa sangat senang? Lebih senang dibanding hari-hari yang lain?
***
Akhirnya
aku sampai ke istanaku. Aku melihat ibuku yang sedang memasak didapur lalu dia
“Ah
yakko sudah pulang? Kenapa lama sekali,”
“Maaf
bu, tadi aku disuruh oleh Pak Yakamoto untuk mengerjakan tugasnya,”
“Sudah
tidak apa-apa kok,”
“Tetapi
yang aku benci, dia menyuruhku melakukan ini setiap hari,”
“Jangan
berkata seperti itu, lama-lama juga kau akan terbiasakan. Ibu akan membuat
bekal mulai besok,”
“Wah!
Aku senang sekali, terima kasih ibu,”
Itulah
ibuku yang periang dan selalu mengerti diriku. Aku adalah satu-satunya anak di
keluarga Yamada. Oh iya… aku lupa untuk meminta bertukaran nomor, besok aku
harus mendapatkan nomornya!
***
Matahari
mulai menunjukan cahayanya melalui sela-sela jendelaku. Aku mulai bangkit dari tempat tidurku, entah
mengapa aku sangat bersemangat hari ini mungkin, karena aku kepikiran perkataan
Tadashi semalam “kau harus menemaniku
kemana-mana,” ah.. hari ini aku menjadi orang yang paling bahagia didunia.
***
Tibalah
aku didepan pagar sekolah yang luas ini. Aku melihat banyak sekali orang
disini, tetapi aku tetap tau yang mana Tadashi.
“Hei
Tadashi!”
“Ha?”
“Kenapa?”
“Seharusnya
aku yang bertanya, kenapa kau memanggilku Tadashi,”
“Yasudah
kalau begitu aku memanggilmu si culun saja,”
“Hahahaha
ketua ngambek ni ceritanya,”
“Hei,
kau tidak memakai kaca mata?”
“Kau
sudah lupa? Kau lah yang menghancuri kaca mataku,”
“Ah..
ku kira kau punya cadangannya,”
Hari
ini dia sangat cakep tidak seperti biasanya, tampilannya seperti ini.. aku
tidak suka karena dia dilihattin banyak cewek, aku tidak suka.
Bel
istirahat berbunyi, istirahat kali ini kenapa aku tidak bersemangat? Padahal
tadi pagi aku sangat senang sekali. Gara-gara memikirkan yang tadi aku jadi
seperti ini. Tidak konsen belajar, tidak mendengarkan guru ketika menjelaskan.
Argh.. aku payah. Ternyata aku bukanlah orang yang paling bahagia hari ini
***
Hari
ini juga aku harus mengajarinya lagi, tidak apa-apa sih. Aku senang berdua dengannya.
“Hei!
Lagi-lagi kau melamun,”
“Sok
tau sih si culun,”
“Jangan
panggil aku dengan sebutan itu,”
Ketika
kami sedang asik berbicara sambil belajar, tiba-tiba saja banyak cewek yang
mendatangi kami. Bukan kami tetapi si
culun ini.
“Kyaaa
Kugou keren sekali,” Rombongan-rombongan itu mulai mendatangi kami.
“Ah
tidak kok biasa-biasa saja,”
A-Aku
tidak suka disini. Disini membuatku panas dan emosi tidak terkendali. Aku.. aku
ingin pulang.
“Ah.
Maaf sepertinya aku sakit, aku pulang dulu ya,”
Aku
tidak sanggup disini, juga dengan perempuan-perempuan itu. Aku ingin pulang.
***
Sudah
tiga hari aku tidak datang kesekolah, setelah aku merasakan itu aku sakit
terus-terusan. Aku harap dia memperhatikanku, dia datang menjengukku. Tetapai
apadaya dia mungkin tak berminat.
***
Tadashi? Apakah kau tau aku sedang
sakit-sakitan?
Apakah kau tau aku sakit seperti
ini karena engaku?
“Si Culun” aku rindu memanggilmu
dengan sebutan itu,
Aku rindu melihatmu memakai kaca
mata,
Aku rindu rambutmu yang rapi,
Aku rindu kau yang seperti dulu,
Seperti anak yang culun,
Yang hanya aku yang melihat
dirimu,
Hanya aku yang selalu
memperhatikanku,
Aku rindu,
Kau yang culun,
Tetapi aku suka.
***
Hari
ini juga aku masih sakit-sakitan seperti semalam. Aku sudah izin untuk yang
ke-empat kalinya. Tidak ada seseorangpun yang mengantarkan catatan harian
kepadaku. Tiba-tiba hpku berbunyi,
itu adalah nada sms
From: 08196878xxxx
To: Yamada
Text:
Selamat siang
yamada. Maaf menganggu, aku dengar-dengar kamu sakit ya?
Aku akan
mengantarkan catatan pelajaran selama kau tidak datang.
Aku sudah tau
rumahmu tenang saja. Sudah kutanyakan pada Pak Guru. Tunggu
kedatangan ku ya…
-Tadashi
I-Ini Tadashi? Dari mana dia
mendapakat nomorku? Aku senang dia menjengukku. Tetapi akan bersama siapa dia
menjengukku?
***
“Yakko, temanmu datang ni,”
Teriak ibu dari lantai bawah.
“Suruh saja dia keatas Bu,”
Tak lama kemudian pintuku perlahan terbuka dan aku mendengar
suaranya itu yang lemah lembut.
“Sudah lama menunggu?”
“Tidak kok,”
Dia menuju tempat tidurku dan
duduk disebalahku.
“Ini aku letakkan dimana?”
“Oh.. catatan? Letakkan saja
disitu,”
“Baiklah, bagaimana keadaanmu?
Sudah membaik?”
“Sudah lumayan disbanding
sebelumnya,”
“Hm. Selama kau tidak datang, aku
sangat kesepian,”
“Ma-maksudnya?”
“Banyak sekali cewek-cewek dari
kelas lain kekelas kita disaat waktu free
atau diwaktu guru tidak masuk kekelas kita,”
“Oh. Gitu,”
“Yasudah kalau begitu aku balik
dulu ya,”
“Culun,”
“Jangan panggil aku dengan
sebutan itu!”
“Mau tidak menyanyikan aku lagu
agar aku tertidur,”
“Ugh.. yasudah cepat tidur,”
“I.. iya,”
“Nina bobok oh nina bobok kalau
tidak bobok digigit harimau,”
Aku belum bisa, belum bisa untuk
menerima dia pulang sekarang. Aku mendengarkannya berhenti menyanyi. A-aku
merasa.. aku merasakan nafasnya bibirnya mengecup pipiku. Aku sangat suka..
sangat suka. Aku masih bisa merasakan
nafasnya di wajahku, perlahan aku membuka mataku dan melihat dia
memandangi wajahku.
“Ke-Kenapa?”
“Ah maaf. Jangan berperisangka
yang buruk dulu,”
“Tidak apa-apa,”
“Yasudah aku tinggal dulu,”
Dia melangkah kearah pintuku dan
beberapa detik aku memejamkan mata, dia sudah tidak ada lagi pandangannya
didepanku. Suhuku perlahan mulai naik dan kini aku tak bisa mengendlikan diri.
***
Tadashi . nama yang simple tetapi sering sekali membuatku kepikiran
dengan Tadshi. Aku sadar aku menyukainya, aku sadar aku mecintainya, aku sadar
bahwa selama ini aku menyimpan rasa untuknya.
Tasdashi bisakah kau melihat diriku? Bisakah kau mengetahui perasaanku
sekarang? Aku berharap kau bisa, karena aku tau.
***
Pagi ini aku sangat segar. Aku
sangat bersemangat ingin bertemu dengan Tadashi. Aku merindukan suaranya, aku
merindukan wajahnya, aku merindukan dia yang memakai kaca mata. Sangat rindu.
Aku berjalan menuju sekolah. Kini
rasanya aneh, mengapa seperti ada yang mengikutiku? Aku mulai memperhatikan
kananku,kiriku,depan dan belakangku. Tetapi tidak ada seseorangpun yang
mengikutiku yang ada sih orang-orang yang terburu-buru untuk menuju kantor atau
sekolah mereka.
Setelah sampai didepan gerbang
sekolah, aku memasuki sekolah. Tetapi mengapa perasaanku tetap tidak enak ya?
Seperti ada yang mengikuti, tetapi tidak ada seseorangpun yang mengikutiku.
Aku menuju… bukan aku bukan
menuju kelas , tetapi mengapa aku menuju halaman belakang sekolah. Kali ini
melihat kebelakangku dan ternyata itu adalah gerombolan cewek-cewek nakal.
Mereka mendekatiku..
“Hei! Jangan pernah ganggu
Tadashi kami lagi ya kampungan,” salah satu dari gerombolan itu berbicara kasar
padaku.
“Siapa yang mendekatinya, kami
memang dekat dari dulu dan tidak ada hubungan special,”
“kalau begitu, jauhi dia dan
jangan dekati dia lagi,”
Mereka berbicara kasar lagi dan
mendorongku hingga terjatuh. Orang-orang ini.. apakah Tadashi yang menyuruhnya?
***
Bel istirahat berbunyi, aku
melihat Tadashi yang ingin menyamperinku, tetapi aku langsung pergi kekantin
untuk menjauhinya. Di kantin juga seperti itu, dia duduk disebalahku tetapi aku
langsung pergi kekelas. Apkah aku jahat? Tidak.. dialah yang jahat telah
melakukan ini semua. Aku benci dengan Tadashi yang keren.
Pelajaran sudah dimulai. Tadashi
yang dibelakangku melempariku dengan kertas, tetapi aku menghiraukannya. Aku
tidak mau diganggu oleh gerombolan cewek-cewek nakal itu lagi.
***
Aku mulai tertidur diatas kasurku
yang sangat lembut. Tidak sampai satu menit aku memejamkan mata, air mataku
mengalir sendiri. Tubuhku tidak terkendali lagi.
“Yakko! Temanmu yang kemarin
datang lagi ini,”
“Suruh saja dia keatas bu..,”
Tetapi..
ngomong-ngomong yang kemarin. Ah! Tadashi! aku menghapus air mataku dan..
“Yamada!”
“Eh..
ya?”
“Syukurlah
kau tidak apa-apa. Aku sangat khawatir denganmu,”
“Kenapa?”
“Kok
kenapa? Seharusnya aku yang bertanya
seperti ini, kau kenapa menjauhiku satu harian ini. Aku jadi merasa bersalah,”
“Kau
berpura-pura tidak tau ya? Kau kan yang menyuruh gadis-gadis nakal itu untuk
mengasut diriku agar aku tidak mendekatimu lagi kan?”
“Ah..
tidak. Aku sama sekali tidak mengerti ini tetapi…,”
“Sudahlah,
KELUAR DARI KAMARKU!”
Aku
mulai menutupi wajahku dengan selimut dan air mataku mengalir lebih deras. Aku
baru merasakan ini untuk yang pertama kalinya.
***
Tadashi aku tau kau sebenarnya tidak
menyukaiku.
Tetapi tolong, jangan mengasut
orang lain agar aku tidak mendekatimu lagi.
Tadashi..
Siapakah orang yang mengatarmu
pulang?
Tadashi dengarkan aku
Padahal selama ini aku merasakan
cinta darimu
Tetapi ternyata kau hanya
membodohiku saja.
Untung saja aku tidak
mengucapkan selamat tinggal padamu.
***
Tepat
pukul 9 malas, Tadashi mengirimku pesan yang berisikan “Yamada aku tunggu kau didepan rumahmu, keluarlah sekarang,”. Mau
ngapain lagi dia? Ah baiklah aku akan menuruti.
Aku
keluar rumah dengan segera, aku melihatnya yang memegang seikat bunga dan
tiba-tiba ia memelukku dan berkata
“Yakko,
maaf kan aku. Aku tidak melakukan itu, aku juga tidak mengasut mereka. Aku
tidak suka dengan cewek-cewek itu karena yangku suka adalah Yakko. Maafkan aku
ternyata kau sudah dibully oleh anak-anak nakal itu. Aku sungguh minta maaf,
karena aku lah kau menjadi seperti ini,”
“Culun!
Lepaskan aku, kalau begitu siapa yang selama ini yang mengantarmu pulang
sedangkan kau tidak memakai kaca mata,”
“Ah itu
sebenarnya aku berbohong. Rabun tidak sangat parah, aku sengaja berbohong
karena waktu itu aku ingin kau menemaniku, kau mengantarku pulang, aku
merangkulmu. Dan aku juga berbohong ketika kau bertanya tentang kacamata
cadanganku, sebenarnya aku memiliki kaca mata cadangan. Dan yang terpenting
adalah mana mungkin aku mencium orang yang tak kusukai. Maafkan aku.. aku memang
bodoh,”
“Tadashi
berjanjillah kepadaku kau tak akan melepaskan kacamata lagi didepan orang lain
kecuali aku,”
“Aku
berjanji,”
Aku
menangis dan memeluknya, ia pun berkata lagi
“Jadi
sekarang kita jadian ni?”
Kepalaku
mulai tegak mengarah wajahnya sambil merangkul pigangnya dan mengakat”iya” lalu
aku menciumnya.
***
Tadashi ini lah yang aku inginkan.
Memelukmu,meciummu,mencintaimu dan merasakan cintamu. Dengan begini kita terus
bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar