Selasa, 13 Januari 2015

Asrama menakutkan(Imaginary Friend)

Happy Reading!1^-^

Nama ku lucy brown aku terlahir dengan normal, mata yang berwarna biru, rambut pirang dan panjang, tinggi ku kurang lebih 165cm.
Dulu aku pernah mengalami kecelakaan yang parah entah mengapa kejadian itu tidak pernah lepas dari ingatan ku karena setelah kejadian itu aku bisa melihat hantu dengan sangat jelas, setiap kali aku melihat hantu yang menurut ku sangat "menyeramkan" aku seperti ingin mencokel mata ku sendiri tetapi, aku sangat suka yang berbaut tentang horror.
        Setelah kecelakaan itu pun aku pindah ke luar kota.Karena aku disuruh memilih sekolah sendiri aku memilih asrama karena menurut ku aku lebih baik di tetap kan di asrama agar mandiri dan terbiasa dengan penglihatan ku.
        "Kamu yakin ingin masuk asrama?" tanya ibu yang melihat ku dengan tatapan penuh arti, seperti dia tidak ingin melepaskan ku.
        "Ya, bu tenang saja lagian di asrama nanti aku pasti bisa mandiri bukan?" jawab ku bersemangat tanpa mengkhawatirkan ibu yang tampak sedih
        "Betul itu! Jadi kamu tenang saja bu, dia akan baik-baik saja disana, mungkin ia akan mendapat teman yang banyak" seru ayah memotong pembicaraan ku dengan ibu
        "Mungkin" jawab ku lesu karena aku tidak yakin apa yang di omongin ayah barusan, aku pasti tidak memiliki satu pun teman disana. Aku ini memang payah.
        Aku barusan saja pindah ke inggris, london. Setelah ku cari tentang inggris dan sekolah yang berasrama akhirnya aku menemukan sekolah yang tepat! Yap yaitu adalah "george henderson univercity" namanya panjang banget,batin ku. Ternyata sekolah george henderson univercity ini sangat luas dan memiliki perkarangan yang indah, gedungnya juga besar sekali. Aku berfikir pasti orang yang bersekolah disitu banyak dan nyaman, ah tidak sabar.
        Aku pun berbicara kepada ayah agar mendaftar kan aku kesekolah yang ku inginkan, ayah pun setuju dia pun langsung bergegas memasuki mobil dan pergi ke sekolah tersebut. Setelah menunggu kepulangan ayah akhirnya ayah pulang, betapa senang nya aku bisa bersekolah yang indah dan megah.
        "Besok kamu bakal masuk kesekolah barumu,siapkan barang-barang mu nak" tegas ayah bersemangat
        "Oke yah" aku pun langsung berlari memasuk kamar menyiap kan koper dan memasuki baju yang penting-penting saja.
        Tidak sampai 10 menit aku menyusun baju aku melihat ibu yang tersenyum melihat ku, aku tau itu adalah senyum terpakasa
        "Ibu,kenapa?" tanya ku sedih melihat ke arah nya
        "Ibu sedih kamu pergi nak, tetapi demi masa depan mu ibu mencoba mengerti"
        Aku pun merasa tenang ibu akhirnya tidak mengkhawatirkan ku lagi, setidaknya ibu bisa berduaan dengan ayah dirumah kan?

**

        Ku buka mata ku perlahan-lahan, sedikit demi sedikit dan akhirnya aku melihat ke celah-celah jendela bahwa matahari sudah memberi tanda untuk sekolah. Aku pun bangkit dari tempat tidur ku berjalan ke arah kamar mandi, aku membahasi wajah ku dengan air yang super dingin kurasa. Setelah siap mandi aku bersiap rapi membawa koper dan keluar dari kamar ternyata ibu dan ayah sudah menunggu di luar. Aku pun langsung memasuki mobil.

**

        Setelah sampai sekolah george henderson univercity,aku turun di depan gerbang setelah kupandangi sekolah george henderson univercity ternyata sekolahnya sangat besar megah tamannya pun bersih banyak pohon hijau dan rumput hijau menerangi taman juga bunga-bunga yang berwarna warni.
        "Bu kalok ibu rindu kirim surat saja" teriak ku dari gerbang ke arah mobil
        "Baiklah" kata ibu lesuh.
Mobil pun mengarah ke jalan pulang kerumah,aku masuk kedalam sekolah saat mobil sudah tidak tampak lagi didepan ku.
         Aku pun masuk kedalam gerbang sekolah terlihat pemandangan yang seperti hotel! Batinku. Aku pun menghampiri kantor guru yang terletak di lantai 2 paling ujung, wah seperti ada dirumah saja, aku membantin lagi. Dengan di dampingi Sir Wenster Glager kepala sekolah ini aku menuju sebuah kamar yap nomor nya 56 setelah didampinginya aku berterima kasih dan langsung masuk kekamar.
        Aku pun melihat isi dalamnya dan aku terkejut melihat tempat tidur yang megah seperti di hotel, lemari baju besar, lemari belajar yang simple tetapi unik, rak sepatu, rak buku, dengan kamar mandi yang agak luas memakai baththub. Whoa... Gumam ku. "Seperti istana" ucap ku mengada-ngada.
       Aku pun langsung menyusun baju ku dan meletakkan buku ke rak, sebelumnya aku datang sangat pagi sekali tetapi, walau masih pagi sekolah ini tetap segar seperti tidak pernah tidur. Aku menjatuhkan badan ke tempat tidur membaca buku pelajaran, kulihat jam ternyata sudah pukul 06.00 aku pun keluar dari kamar. Aku mencari kelas ku sesekali aku melewati kamar anak yang lain terasa sangat bising mungkin saja mereka sedang buru-buru. Aku pun mendapatkan kelas ku yap yaitu 8-2, oh iya aku lupa aku masih kelas 2 smp tetapi pemercayaan ku kepada hantu tidak ada yang bisa di bandingkan karena aku dulu sering disebut "pendongeng" atau "the queen of horror",walau aku senang mendengar,membaca cerita hantu aku tidak pernah suka melihat mereka karena mereka sangat menyeramkan.
     "Ahh..." ucap ku terkejut ketika melihat kedalam kelas.
     "Kenapa?" tanya seseoarang lelaki binggung
Dia berwajah paras, hidung yang mancung, kulit berwarna putih, rambut yang keren, aku terkagum.
      "Ah tidak, aku terkejut saja ku kira tidak ada orang didalam"
      "Oke.." ucap nya sambil memalingkan wajah,ternyata dia sedang menyantap bekal sarapan pagi nya, sepertinya aku menggangu. Aku pun keluar dari kelasku dan berjalan-jalan disekitar sekolah, aku terkejut ketika sedang berjalan-jalan terlihat sosok lelaki dengan berbadan besar dan .. Ah.. Sudah lah tidak penting, pikir ku. Karena ini adalah hari pertama ku aku tidak ingin memikirkan hal yang macam-macam, aku pun langsung balik kekamar.
      Dikamar aku langsung menyiap kan buku-buku, setelah itu aku melihat jam ternyata sudah jam 6.40 tidak terasa padahal aku berjalan hanya sebentar. Bel sekolah pun berbunyi aku langsung keluar kamar dan berlari ke arah kelas.
     
**

      Sir Elton White mempersilahkan ku untuk berkenalan diri di depan kelas, perasaan ku hanya biasa saja karena aku tidak memperdulikan orang lain.
     "Hallo teman-teman,perkenalkan nama saya lucy brown"
      "Haiiii...." ucap teman-teman
      "Baiklah, lucy silahkan duduk di belakang bangku kosong itu" ucap Sir Elton ramah kepada ku.
Aku pun duduk, ternyata yang disebelahku adalah anak yang tadi pagi ku temui di kelas ini. Aku pun mulai mengikuti pelajaran Sir Elton
    "Hai lucy" ucap seseorang di sebelah ku dengan nada yang sangat lembut dan pelan, sehingga aku tidak mendengarnya
     "Suara mu pelan sekali" ucap ku dengan suara yang agak besar
Dia menunduk dan melihat Sir Elton sedang memberikan catatan lalu berkata
      "Hai lucy" ucap nya dengan nada yang kali ini besar
      "Eh hai juga"jawab ku tergugup "kamu yang tadi pagi bukan?"
Dia hanya mengganguk dan berkata "namaku Chal Dwight"
       "Oh ya hai chal.." ucap ku kali ini agak lebih penasaran.
       "Kamu ah.." chal terdiam aku tidak tau dia ingin mengatakan apa "nanti kita bicara di perpustakaan saja,jumpai aku setelah pulang sekolah"
       "Baik lah" ucap ku yang sedang di landa rasa penasaran.
Emang nya dia mau ngapain ya?ah sudah lah. Bel istirahat berbunyi Sir Elton keluar dari kelas kami, kulihat chal berjalan keluar kelas sendirian entah menuju kemana. Karena aku anak baru disini tidak apa-apa kan aku mendekati teman sebangku? Aku pun pergi meninggalkan kelas 8-2 dan mengikuti chal, ternyata dia menuju lab. Setelah sampai di lab aku memanggil nya.
        "Chal..." teriak ku kedalam ruangan laboratorium
        "kamu.." chal sejenak terdiam sambil meletakkan buku yang di bawanya dan tempat makan nya lalu berkata "kamu mengikuti ku lucy?" suara chal terdengar sangat merdu
aku terdiam sejenak menatap matanya yang indah itu, aku pun merasa bingung bagaimana dia bisa tau? jujur saja sebenarnya aku tidak memata-matai dia tetapi aku mengikutinya karena ingin lebih dekatnya, aku hanya terdiam apa yang akan terjadi selajutnya?

        "hahaha,tidak apa-apa aku juga tau kamu hanya ingin lebih dekat ku bukan"
ha...!!??? bagaimana dia bisa tau?, batinku "ba.. bagaimana kamu bisa tahu?"
        "sebaiknya aku beri tau sekarang" ucapnya dengan mulut di penuhi sandwich dan mengunci pintu laboratorium seakan dia akan membicarakan hal yang sangat-sangat rahasia
        "kamu bisa melihat hantu kan?" ucapnya memastikan
aku bingung bagaimana dia bisa tau? sedangkan salah satu dari keluarga ku pun tidak tau tetapi, mengapa dia bisa tau?
        "jangan bingung, aku sama seperti kamu tetapi aku bisa melihat masa depan, membaca pikiran orang lain, dan suara dari dunia lain yang menyeramkan itu"
        "ah.. indigo!" ucap ku mulai mengerti
        "yap..'
        "berwajah paras, skin putih, senyum yang indah, mata coklat yang indah dan rambut yang keren sungguh membuat orang terkagum"
ah... aku baru sadar apa yang ku bilang? bagaimana ini ah aku selalu keceplosan terus. aku sangat malu.
        "Semua orang selalu berkata seperti itu.." omongannya terdiam sebentar lalu " dulu.."
tiba-tiba bel menandakan selesainnya istirahat berbunyi dan membuat aku dan chal ingin balik ke kelas
        "ah.. sudah masuk, akan aku ceritakan nanti saja setelah pulang sekolah" chal berjalan bersama lucy keluar dari laboratorium.

**
Setelah menunggu berbunyi nya bel pulang sekolah, akhirnya bel pun berbunyi seluruh kelas ku sangat gembira mendengar bel. Aku melihat chal yang berjalan deluan dari ku, dengan melewati arah dari belakang bangku ku sambil menepuk pundak ku, aku tau itu tanda dia ingin berbicara dengan ku.
Ku ikuti langkah nya dari belakang, ah kamar no 6?kamar siapakah itu?,aku membatin bingung tetapi mengapa di sebelah kirinya kamar 566?
        Ku lihat dia memandang ku yang kebingungan “silakan masuk ini kamar ku” ucapnya hangat dan lembut
        Melihat kamarnya l0 kali lipat lebih mewah,sejuk,bersih,indah, dan nyaman. Aku menghampiaskan tubuh ku ketempat tidurnya ah nyaman.
        “apa yang ingin kamu ceritakan?” ucapku teringat waktu di laboratorium tadi
        “sebenarnya dulu aku sering di puja oleh keluarga ku tetapi ketika aku bercerita tentang indigo ku, mereka tak pernah lagi memuja ku seperti yang dulu dan tidak berapa lama aku di masukkan kedalam sini. Ya memang disini lah tempat yang cocok untuk ku”
Aku melihat matanya yang indah dan agak berlinang “kenapa mereka tidak memuja mu lagi? Menurutku indigo tidak masalah dan tidak terpengaruh orang lain dan hanya kita yang merasakannya”
        “keluarga ku tidak percaya dengan apa yang namanya indigo,iblis, atau hantu tetapi, aku terus meyakinkan keluarga ku agar percaya padaku dan ternyata nihil perbuatan ku malah dijauhi seluruh keluarga ku” kepala chal menunduk terlihat sedih.
        “tenang saja masih ada aku kok, aku akan selalu ada disamping mu maupun senang atau susah”
        “aku tidak yakin”kepala chal mengarah ke arah ku “kita akan berpisah suatu saat nanti”
Aku terdiam melihat wajah nya dan fokus menanggapi perkataannya tadi, berpisah? Ah sudah lah.
“makanya aku tidak memiliki teman karena aku taku jika aku menceritakan tentang ku, mereka akan takut dan menjauhi ku”
“tetapi kenapa aku?”
“karena kau juga sama seperti ku”
Aku tersenyum kepadanya, tidak salah juga mempunyai teman seperti dia. Setelah termenung mengingat kisah sebelumnya aku teringat dengan apa yang kulihat tadi pagi.
        “oh ya aku melihat lelaki berbadan besar dengan luka yang banyak dan darah” ucap ku dengan suara pelan
        “kepalanya di bawa-bawa?”
        “yap”
        “kalau tidak salah dia mantan satpam disini tetapi suatu hari dia mengalami hal yang aneh sehingga dia memotong kepalanya sendiri dan bergentayangan di sekitar sekolah”
        “mengapa dia bergentayangan disekolah?”
“mungkin karena ingin membalas budi”
        “balas budi? Bukannya dia memotong kepalanya sendiri?”
        “entah lah”
        “bagaimana kalok kita menyelidikinya?”
        “kamu serius?” chal terkejut dan tampak tidak meyakinkan
        “ayo lah, aku mau tahu lebih dalam soal sekolah ini”
        “ya sudah kalau itu mau kamu, kita jumpa di dekat tangga  lantai dua pukul 00.00”
        “bagaimana kalau ada pengawas”
        “kita harus berhati-hati”
        “baiklah kalau begitu aku kembali ke kamar ku dulu” aku berjalan menuju pintu kamar chal dan keluar menuju kamar ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar