Happy Reading!1^-^
Nama ku lucy brown aku terlahir dengan normal, mata yang berwarna biru, rambut pirang dan panjang, tinggi ku kurang lebih 165cm.
Dulu aku pernah mengalami kecelakaan yang parah entah mengapa kejadian itu tidak pernah lepas dari ingatan ku karena setelah kejadian itu aku bisa melihat hantu dengan sangat jelas, setiap kali aku melihat hantu yang menurut ku sangat "menyeramkan" aku seperti ingin mencokel mata ku sendiri tetapi, aku sangat suka yang berbaut tentang horror.
Nama ku lucy brown aku terlahir dengan normal, mata yang berwarna biru, rambut pirang dan panjang, tinggi ku kurang lebih 165cm.
Dulu aku pernah mengalami kecelakaan yang parah entah mengapa kejadian itu tidak pernah lepas dari ingatan ku karena setelah kejadian itu aku bisa melihat hantu dengan sangat jelas, setiap kali aku melihat hantu yang menurut ku sangat "menyeramkan" aku seperti ingin mencokel mata ku sendiri tetapi, aku sangat suka yang berbaut tentang horror.
Setelah kecelakaan itu pun aku pindah ke
luar kota.Karena aku disuruh memilih sekolah sendiri aku memilih asrama karena
menurut ku aku lebih baik di tetap kan di asrama agar mandiri dan terbiasa
dengan penglihatan ku.
"Kamu yakin ingin masuk
asrama?" tanya ibu yang melihat ku dengan tatapan penuh arti, seperti dia
tidak ingin melepaskan ku.
"Ya,
bu tenang saja lagian di asrama nanti aku pasti bisa mandiri bukan?" jawab
ku bersemangat tanpa mengkhawatirkan ibu yang tampak sedih
"Betul
itu! Jadi kamu tenang saja bu, dia akan baik-baik saja disana, mungkin ia akan
mendapat teman yang banyak" seru ayah memotong pembicaraan ku dengan ibu
"Mungkin" jawab ku lesu karena
aku tidak yakin apa yang di omongin ayah barusan, aku pasti tidak memiliki satu
pun teman disana. Aku ini memang payah.
Aku barusan saja pindah ke inggris,
london. Setelah ku cari tentang inggris dan sekolah yang berasrama
akhirnya aku menemukan sekolah yang tepat! Yap yaitu adalah "george
henderson univercity" namanya panjang banget,batin ku. Ternyata
sekolah george henderson univercity ini sangat luas dan memiliki
perkarangan yang indah, gedungnya juga besar sekali. Aku berfikir pasti orang
yang bersekolah disitu banyak dan nyaman, ah tidak sabar.
Aku
pun berbicara kepada ayah agar mendaftar kan aku kesekolah yang ku inginkan,
ayah pun setuju dia pun langsung bergegas memasuki mobil dan pergi ke sekolah
tersebut. Setelah menunggu kepulangan ayah akhirnya ayah pulang, betapa senang
nya aku bisa bersekolah yang indah dan megah.
"Besok
kamu bakal masuk kesekolah barumu,siapkan barang-barang mu nak" tegas ayah
bersemangat
"Oke yah" aku pun langsung
berlari memasuk kamar menyiap kan koper dan memasuki baju yang penting-penting
saja.
Tidak
sampai 10 menit aku menyusun baju aku melihat ibu yang tersenyum melihat ku,
aku tau itu adalah senyum terpakasa
"Ibu,kenapa?"
tanya ku sedih melihat ke arah nya
"Ibu
sedih kamu pergi nak, tetapi demi masa depan mu ibu mencoba mengerti"
Aku
pun merasa tenang ibu akhirnya tidak mengkhawatirkan ku lagi, setidaknya ibu
bisa berduaan dengan ayah dirumah kan?
**
Ku
buka mata ku perlahan-lahan, sedikit demi sedikit dan akhirnya aku melihat ke
celah-celah jendela bahwa matahari sudah memberi tanda untuk sekolah. Aku pun
bangkit dari tempat tidur ku berjalan ke arah kamar mandi, aku membahasi wajah
ku dengan air yang super dingin kurasa. Setelah siap mandi aku bersiap rapi
membawa koper dan keluar dari kamar ternyata ibu dan ayah sudah menunggu di
luar. Aku pun langsung memasuki mobil.
**
Setelah sampai sekolah george
henderson univercity,aku turun di depan gerbang setelah kupandangi sekolah george
henderson univercity ternyata sekolahnya sangat besar megah tamannya pun
bersih banyak pohon hijau dan rumput hijau menerangi taman juga bunga-bunga
yang berwarna warni.
"Bu
kalok ibu rindu kirim surat saja" teriak ku dari gerbang ke arah mobil
"Baiklah"
kata ibu lesuh.
Mobil pun mengarah
ke jalan pulang kerumah,aku masuk kedalam sekolah saat mobil sudah tidak tampak
lagi didepan ku.
Aku pun masuk kedalam gerbang sekolah terlihat pemandangan yang seperti
hotel! Batinku. Aku pun menghampiri kantor guru yang terletak di lantai 2
paling ujung, wah seperti ada dirumah saja, aku membantin lagi. Dengan
di dampingi Sir Wenster Glager kepala sekolah ini aku menuju sebuah kamar yap
nomor nya 56 setelah didampinginya aku berterima kasih dan langsung masuk
kekamar.
Aku pun melihat isi dalamnya dan aku
terkejut melihat tempat tidur yang megah seperti di hotel, lemari baju besar,
lemari belajar yang simple tetapi unik, rak sepatu, rak buku, dengan kamar
mandi yang agak luas memakai baththub. Whoa... Gumam ku. "Seperti
istana" ucap ku mengada-ngada.
Aku pun langsung menyusun baju ku dan
meletakkan buku ke rak, sebelumnya aku datang sangat pagi sekali tetapi, walau
masih pagi sekolah ini tetap segar seperti tidak pernah tidur. Aku menjatuhkan
badan ke tempat tidur membaca buku pelajaran, kulihat jam ternyata sudah pukul
06.00 aku pun keluar dari kamar. Aku mencari kelas ku sesekali aku melewati
kamar anak yang lain terasa sangat bising mungkin saja mereka sedang buru-buru.
Aku pun mendapatkan kelas ku yap yaitu 8-2, oh iya aku lupa aku masih kelas 2
smp tetapi pemercayaan ku kepada hantu tidak ada yang bisa di bandingkan karena
aku dulu sering disebut "pendongeng" atau "the queen
of horror",walau aku senang mendengar,membaca cerita hantu aku tidak
pernah suka melihat mereka karena mereka sangat menyeramkan.
"Ahh..." ucap ku terkejut ketika
melihat kedalam kelas.
"Kenapa?" tanya seseoarang
lelaki binggung
Dia berwajah paras,
hidung yang mancung, kulit berwarna putih, rambut yang keren, aku terkagum.
"Ah tidak, aku terkejut saja ku kira tidak ada orang didalam"
"Oke.." ucap nya sambil
memalingkan wajah,ternyata dia sedang menyantap bekal sarapan pagi nya,
sepertinya aku menggangu. Aku pun keluar dari kelasku dan berjalan-jalan
disekitar sekolah, aku terkejut ketika sedang berjalan-jalan terlihat sosok
lelaki dengan berbadan besar dan .. Ah.. Sudah lah tidak penting, pikir ku.
Karena ini adalah hari pertama ku aku tidak ingin memikirkan hal yang
macam-macam, aku pun langsung balik kekamar.
Dikamar aku langsung menyiap kan buku-buku,
setelah itu aku melihat jam ternyata sudah jam 6.40 tidak terasa padahal aku
berjalan hanya sebentar. Bel sekolah pun berbunyi aku langsung keluar kamar dan
berlari ke arah kelas.
**
Sir Elton White mempersilahkan ku untuk
berkenalan diri di depan kelas, perasaan ku hanya biasa saja karena aku tidak
memperdulikan orang lain.
"Hallo teman-teman,perkenalkan nama
saya lucy brown"
"Haiiii...." ucap teman-teman
"Baiklah, lucy silahkan duduk di
belakang bangku kosong itu" ucap Sir Elton ramah kepada ku.
Aku pun duduk,
ternyata yang disebelahku adalah anak yang tadi pagi ku temui di kelas ini. Aku
pun mulai mengikuti pelajaran Sir Elton
"Hai lucy" ucap seseorang di
sebelah ku dengan nada yang sangat lembut dan pelan, sehingga aku tidak
mendengarnya
"Suara mu pelan sekali" ucap ku
dengan suara yang agak besar
Dia menunduk dan
melihat Sir Elton sedang memberikan catatan lalu berkata
"Hai lucy" ucap nya dengan nada
yang kali ini besar
"Eh hai juga"jawab ku tergugup
"kamu yang tadi pagi bukan?"
Dia hanya
mengganguk dan berkata "namaku Chal Dwight"
"Oh ya hai chal.." ucap ku
kali ini agak lebih penasaran.
"Kamu ah.." chal terdiam aku
tidak tau dia ingin mengatakan apa "nanti kita bicara di perpustakaan
saja,jumpai aku setelah pulang sekolah"
"Baik lah" ucap ku yang sedang
di landa rasa penasaran.
Emang nya dia mau ngapain ya?ah sudah lah. Bel istirahat berbunyi Sir Elton keluar dari kelas kami,
kulihat chal berjalan keluar kelas sendirian entah menuju kemana. Karena aku
anak baru disini tidak apa-apa kan aku mendekati teman sebangku? Aku pun pergi
meninggalkan kelas 8-2 dan mengikuti chal, ternyata dia menuju lab. Setelah sampai
di lab aku memanggil nya.
"Chal..." teriak ku kedalam
ruangan laboratorium
"kamu.." chal sejenak terdiam
sambil meletakkan buku yang di bawanya dan tempat makan nya lalu berkata
"kamu mengikuti ku lucy?" suara chal terdengar sangat merdu
aku terdiam sejenak
menatap matanya yang indah itu, aku pun merasa bingung bagaimana dia bisa tau?
jujur saja sebenarnya aku tidak memata-matai dia tetapi aku mengikutinya karena
ingin lebih dekatnya, aku hanya terdiam apa yang akan terjadi selajutnya?
"hahaha,tidak apa-apa aku juga tau
kamu hanya ingin lebih dekat ku bukan"
ha...!!???
bagaimana dia bisa tau?, batinku
"ba.. bagaimana kamu bisa tahu?"
"sebaiknya aku beri tau
sekarang" ucapnya dengan mulut di penuhi sandwich dan mengunci
pintu laboratorium seakan dia akan membicarakan hal yang sangat-sangat rahasia
"kamu bisa melihat hantu kan?"
ucapnya memastikan
aku bingung
bagaimana dia bisa tau? sedangkan salah satu dari keluarga ku pun tidak tau
tetapi, mengapa dia bisa tau?
"jangan bingung, aku sama seperti
kamu tetapi aku bisa melihat masa depan, membaca pikiran orang lain, dan suara
dari dunia lain yang menyeramkan itu"
"ah.. indigo!" ucap ku
mulai mengerti
"yap..'
"berwajah paras, skin putih,
senyum yang indah, mata coklat yang indah dan rambut yang keren sungguh membuat
orang terkagum"
ah... aku baru
sadar apa yang ku bilang? bagaimana ini ah aku selalu keceplosan terus. aku
sangat malu.
"Semua orang selalu berkata seperti
itu.." omongannya terdiam sebentar lalu " dulu.."
tiba-tiba bel
menandakan selesainnya istirahat berbunyi dan membuat aku dan chal ingin balik
ke kelas
"ah..
sudah masuk, akan aku ceritakan nanti saja setelah pulang sekolah" chal
berjalan bersama lucy keluar dari laboratorium.
**
Setelah
menunggu berbunyi nya bel pulang sekolah, akhirnya bel pun berbunyi seluruh
kelas ku sangat gembira mendengar bel. Aku melihat chal yang berjalan deluan
dari ku, dengan melewati arah dari belakang bangku ku sambil menepuk pundak ku,
aku tau itu tanda dia ingin berbicara dengan ku.
Ku ikuti
langkah nya dari belakang, ah kamar no
6?kamar siapakah itu?,aku membatin bingung tetapi mengapa di sebelah kirinya kamar 566?
Ku lihat dia memandang ku yang
kebingungan “silakan masuk ini kamar ku” ucapnya hangat dan lembut
Melihat kamarnya l0 kali lipat lebih
mewah,sejuk,bersih,indah, dan nyaman. Aku menghampiaskan tubuh ku ketempat
tidurnya ah nyaman.
“apa yang ingin kamu ceritakan?” ucapku
teringat waktu di laboratorium tadi
“sebenarnya dulu aku sering di puja oleh
keluarga ku tetapi ketika aku bercerita tentang indigo ku, mereka tak pernah
lagi memuja ku seperti yang dulu dan tidak berapa lama aku di masukkan kedalam
sini. Ya memang disini lah tempat yang cocok untuk ku”
Aku melihat matanya
yang indah dan agak berlinang “kenapa mereka tidak memuja mu lagi? Menurutku
indigo tidak masalah dan tidak terpengaruh orang lain dan hanya kita yang
merasakannya”
“keluarga ku tidak percaya dengan apa
yang namanya indigo,iblis, atau hantu tetapi, aku terus meyakinkan keluarga ku
agar percaya padaku dan ternyata nihil perbuatan ku malah dijauhi seluruh
keluarga ku” kepala chal menunduk terlihat sedih.
“tenang saja masih ada aku kok, aku akan
selalu ada disamping mu maupun senang atau susah”
“aku tidak yakin”kepala chal mengarah ke
arah ku “kita akan berpisah suatu saat nanti”
Aku terdiam melihat
wajah nya dan fokus menanggapi perkataannya tadi, berpisah? Ah sudah lah.
“makanya aku
tidak memiliki teman karena aku taku jika aku menceritakan tentang ku, mereka
akan takut dan menjauhi ku”
“tetapi kenapa
aku?”
“karena kau juga sama seperti ku”
“karena kau juga sama seperti ku”
Aku tersenyum
kepadanya, tidak salah juga mempunyai teman seperti dia. Setelah termenung
mengingat kisah sebelumnya aku teringat dengan apa yang kulihat tadi pagi.
“oh ya aku melihat lelaki berbadan besar
dengan luka yang banyak dan darah” ucap ku dengan suara pelan
“kepalanya di bawa-bawa?”
“yap”
“kalau tidak salah dia mantan satpam
disini tetapi suatu hari dia mengalami hal yang aneh sehingga dia memotong
kepalanya sendiri dan bergentayangan di sekitar sekolah”
“mengapa dia bergentayangan disekolah?”
“mungkin
karena ingin membalas budi”
“balas budi? Bukannya dia memotong kepalanya
sendiri?”
“entah lah”
“bagaimana kalok kita menyelidikinya?”
“kamu serius?” chal terkejut dan tampak
tidak meyakinkan
“ayo lah, aku mau tahu lebih dalam soal
sekolah ini”
“ya sudah kalau itu mau kamu, kita jumpa
di dekat tangga lantai dua pukul 00.00”
“bagaimana kalau ada pengawas”
“kita harus berhati-hati”
“baiklah kalau begitu aku kembali ke
kamar ku dulu” aku berjalan menuju pintu kamar chal dan keluar menuju kamar ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar